Resep Kolak Labu Kuning
Resep Kolak Labu Kuning Spesial Youtube
Resep Kolak Pisang, Labu Kuning, Kolang-Kaling dan Nostalgia
Seingat saya, Mbah Lanang (alias kakek dalam bahasa Indonesia) telah membuka usaha penitipan sepeda ini sejak jaman kolonial. Okeh, itu mungkin terlalu lebay, namun yang jelas usaha penitipan sepeda ini telah ada sejak kami sekeluarga pindah ke Paron, saat itu saya masih duduk di kelas dua sekolah dasar. Rumah Mbah Lanang yang besar dan merangkap toko di bagian depannya memang lapang dan pas untuk diisi dengan sepeda. Lokasinya yang strategis dan tepat terletak di depan pasar Paron menjadi kelebihan tersendiri yang membuat pengunjung pasar berbondong-bondong menitipkan sepedanya ke kami.
"Kenapa sih Mbah selalu berteriak-teriak begitu? Kan orang juga sudah tahu kalau disini tempat penitipan sepeda!" Gerutu saya yang merasa sumpek berdiri di depan pintu menanti sepeda datang sambil ditemani dengan gelegar "Monggo mampir Mas" di udara. "Itu ciri khasnya kali," jawab kakak saya, Wulan, dengan kalem. Berbeda dengan kepala saya yang mudah panas, kakak dan adik saya lebih tenang dan santai dalam menanggapi satu hal. "Ojo meneng wae! Ayo diceluk wonge (Jangan diam saja! Ayo dipanggil orangnya)", perintah Mbah tersebut membuat saya ingin mendelik.
Satu hal yang saya pelajari - setelah membantu penitipan sepeda selama dua minggu - adalah Mbah Lanang selalu kesal ketika pengendara sepeda hanya lewat saja atau memilih menitipkan sepeda mereka di dalam pasar. Menurut Mbah, pertama karena mereka tidak tahu bahwa rumah kami membuka usaha penitipan sepeda, dan kedua karena kami kurang berteriak kencang memanggil mereka. Dua teori yang tentu saja saya tolak mentah-mentah. Penitipan sepeda Mbah Lanang sudah terkenal di seantero Paron, selain karena telah lama beroperasi juga karena Mbah menerima penitipan sepeda 24 jam, berbeda dengan penitipan sepeda di Pasar yang hanya buka hingga pukul tiga siang saja. Selain itu siapa sih yang tidak mendengar teriakan Mbah yang super kencang itu?
Cenil, tiwul, dan segala macam jajanan lainnya yang dulu dengan mudahnya ditemukan di pasar Paron, kini tentu saja hanya tersisa bayangannya saja di benak. Sekarang saya sering tertawa geli ketika teringat betapa rajinnya atau betapa mengenaskannya saya waktu itu, mengumpulkan segala macam makanan untuk persiapan berbuka puasa sejak pagi hari. Seperti seekor tikus yang mengumpulkan aneka benda apapun di sarangnya. Terkadang semua kue-kue pasar itu bahkan tak tersentuh ketika bedug Maghrib tiba karena perut yang telah kenyang terisi dengan nasi dan lauk-pauknya. ^_^
Kolak bukanlah makanan yang susah dibuat, jika diukur skala tingkat kesulitan membuatnya dari satu hingga sepuluh, maka membuat kolak mungkin jatuh diangka satu saking mudahnya. Kolak lezat menurut saya haruslah memiliki kuah santan yang sedikit kental dan gurih, dengan manis gula aren yang khas, dan harum pandan yang nendang. Jika ketiga hal ini terwujud maka bersanding dengan bahan apapun sebagai pengisinya maka makanan ini akan tetap lezat.
Pisang, ubi kayu, ubi jalar, talas, gembili, labu kuning, kolang-kaling, adalah bahan yang umum ditemukan di dalam kolak. Mbah Tini, adik Mbah Wedhok yang tinggal di desa Slambur, Madiun, membuat kolak dengan tambahan irisan bawang merah. Walau unik namun rasanya yang aneh membuat kolak versi ini bukan favorit saya. Tips Ibu saya untuk rasa manis kuah yang lebih nendang, orang Jawa menyebutnya dengan kata 'angklek', maka gula Jawa atau gula aren harus dicampur dengan gula pasir plus sedikit garam. Kolaborasi ketiganya akan membuat kuah kolak tidak cemplang. Tips lain adalah rebus kuah hingga santan benar-benar matang, santan yang kurang lama direbus tidak akan mengeluarkan aroma dan rasa yang gurih.Berikut resep dan prosesnya ya.
Resep hasil modifikasi sendiri
- 8 buah pisang raja kuning, kupas dan potong serong menjadi 4 bagian
- 1/4 buah labu parang (labu kuning) sekitar 800 gram, cuci bersih kulitnya, buang biji dan potong-potong bersama kulitnya ukuran 4 x 4 cm
- 300 gram kolang-kaling, cuci bersih
- 200 gram gula aren atau gula Jawa
- 2 liter air
- 3 lembar daun pandan, simpulkan
- 50 gram gula pasir
- 1/2 sendok teh garam
- 2 buah santan instan Kara segitiga (@65 ml)
- 1/2 sendok teh vanili bubuk
Siapkan semua bahan, jangan kupas kulit labu kuning, kita akan memasaknya bersama dengan kulitnya agar labu tidak mudah hancur. Buang biji-biji labu tapi usahakan bagian serat di tengah labu ikut dimasukkan ke dalam kolak. Sisihkan.
Siapkan panci, masukkan gula Jawa dan 1/2 bagian air (1 liter) rebus hingga gula Jawa menjadi larut. Angkat dan saring. Kembalikan air gula ke dalam panci, masukkan daun pandan dan potongan labu kuning. Rebus dengan api sedang hingga labu menjadi empuk, tes dengan menusuk labu menggunakan garpu, jika ujung garpu melesak ke daging labu dengan mudah maka labu telah matang.
Masukkan sisa air, dan kolang-kaling, rebus hingga mendidih. Tambahkan gula pasir, dan garam, aduk rata. Masukkan potongan pisang, aduk dan masak hingga mendidih.
TESTIMONI PEMBACA
Nita Puspita:
Kolak anget2 di musim dinginGallery Resep Kolak Labu Kuning
Cara Membuat Kolak Waluh Tanpa Santan Resep Kolak Waluh Kolak Labu
Resep Kolak Labu Kuning Dan Ketela
Resep Kolak Labu Kuning Plus Pisang
Resep Kolak Labu Kuning Sederhana Di 2019 Resep Makanan
Resep Kolak Sagu Mutiara Labu Kuning Artikel Teknik Boga
Resep Kolak Candil Labu Kuning Our Travelling Story
10 Resep Kolak Pisang Enak Dan Segar Yang Mudah Dibuat Di Rumah
5 Resep Dan Cara Membuat Kolak Untuk Buka Puasa Tokopedia Blog
Cara Menciptakan Kolak Labu Kuning Spesial
Resep Ramadhan Kolak Pisang Dan Labu Kuning Liswanti Pertiwi
Resep Kolak Labu Kuning Sashy Little Kitchen Home Cooking
4 Resep Kolak Labu Yang Mudah Dan Praktis Goodminds Id
Resep Bubur Candil Labu Kuning
Easy And Yummy Recipe 12 Indonesian Sweet Pumpkin Soup
Resep Membuat Kolak Waluh Kolang Kaling Aka Labu Kuning
5 Resep Dan Cara Membuat Kolak Untuk Buka Puasa Tokopedia Blog
Resep Kolak Sehat Tanpa Santan Untuk Berbuka Puasa
Duh Nikmatnya Ini 5 Resep Kolak Nikmat Cocok Untuk Takjil
Cara Membuat Kolak Labu Kuning Santan Spesial Enak Tanpa Ubi